Kamis, 24 Maret 2016

Kita Harus Terus Bermimpi

Bismilahirohmanirrohim. Malam ini aku pengen berbagi cerita tentang cerita hidupku, bukan berarti sombong atau apa. Cuma pengen berbagi semangat menggapai mimpi khususnya bagi kita anak yatim dan orang yang dilahirkan dalam keluarga sederhana. Oke kita mulai, semoga bermanfaat dan syukur kalau menginspirasi.


Aku dilahirkan saat keluarga bangkrut, bahkan untuk sekedar memfoto aku saat bayipun orang tuaku gak sanggup. begitu cerita mereka kepadaku kala aku dilahirkan. Aku dilahirkan di Bojonegoro pada tanggal 4 September 1992 di lingkungan sederhana, sederhana banget malah. Emak adalah pedagang dipasar sedangkan bapakkku sakit sakitan sejak aku kecil. Beliau terkena penyakit paru paru basah. Sebelum diriku lahir, emak dan bapak bisa dikatakan keluarga mampu, namun karena bapak sering sakit sakitan, keuangan keluargapun terganggu, toko bangkrut dan mulai hidup dari 0 lagi. 





Masa kecilku tak seperti kedua kakak kakakku. Makanya emak sangat suka mengelus elus kepalaku sambil sedikit menitihkan air mata dan berkata padaku "kamu itu paling kasihan diantara kedua kakakmu mas budi dan mas bowo, semoga saat kamu dewasa nanti kamu bisa bahagia.

Masa TK adalah masa dimana aku mengenal sahabat, (Aryo, Azis, Solikin, Dan Kolipah) Kami selalu berangkat dan pulang menuju TK bersama, dan bermain sepakbola bersama. Saat ini jugalah aku merasakan kehangatan memiliki seorang bapak. Iya bapak selalu memandikanku setiap pagi, menggendongku laksana aku seorang pilooot dan mengantarkanku ke sekolah menggunakan sepeda ontel tua yang dicat merah oleh beliau. Mengayuh sepeda menuruni jalanan terjal dan bercerita kalau esok aku akan jadi seorang yang berguna bagi bangsa dan negara. Nama asliku Tri Kusuma Wardani. Alm Bapakku lah yang menamakan itu kepadaku. Dengan harapan anak nya ini menjadi seorang menteri seperti pak Tri Sutrisno bahkan menjadi wakil presiden seperti pak Umar Wirahadikusuma. Bahkan walaupun aku dilahirkan dikeluarga miskin Alm Bapak dengan percaya dirinya bermimpi seperti itu. inilah awal aku bermimpi

Bapak hanya lulusan Sekolah Dasar, namun beliau selalu bermimpi agar salah satu dari ketiga anaknya akan sukses nantinya. Semua dinding dirumah dipajang foto foto bung karno maupun orang orang hebat dijamannya, berharap anaknya jadi salah satu diantara mereka. Selain itu juga, Alm Bapak juga sangat mengagumi sosok TNI sampai sampai semua baju dirumah isinya baju Tentara. Bapak selalu bercerita kepadaku nanti kalau besar harus jadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa ya. Kamu harus rajin sekolahnya jangan kayak bapak.

Saat SD adalah masa dimana aku harus merelakan seorang bapak yang begitu menyayangiku. Melihat langsung keadaan bapak saat terbaring lemah menunggu panggilan Allah adalah pemandangan paling mengerikan bagi anak kecil seusiaku. Nangis, ya itu saja yang aku bisa lakukan saat itu dan menangis lebih kencang tatkala melihat bapak terbujur kaku dimandikan oleh para tetengga yang ramai datang menghampiri rumahku untuk berbela sungkawa. Masih ingat pada waktu itu setelah menangis keras akhirnya aku ditenangkan nenekku dan tertidur di pangkuannya. Setelah terbangun dari tidurku aku melihat sudah tidak ada aktivitas lagi dirumah. Jenasah bapak sudah dimakamkan dan aku hanya bisa menangisi kepergian bapak yang aku sayangi. Dan mulai saat itu setiap bulan aku rajin mendatangi rumah bapak yang baru untuk sekedar mengirimkan bacaan sholawat. Lalu cerita hidup menjadi anak Yatim dimulai, menjadi anak Yatim adalah hal yang tidak diinginkan semua anak, kehilangan sosok pahlawan dalam hidupnya, kehilangan kasih sayang dari seorang bapak dan kehilangan tokoh panutan. Namun hidup harus berjalan
. 
Setelah kepergian bapakku juga, aku sering ditawari para tetanggaku yang baik hatinya untuk dijadikan anak angkatnya karena kasihan melihat emak harus membiayai ketiga anaknya. Dengan halus aku menolak mereka karena aku tidak ingin jauh dari keluarga khususnya emak. Karena aku tetap ingin membantu emakku berjualan dipasar. Emak adalah sosok pekerja keras dan pantang menyerah, Dan inilah yang membuat aku harus tetap bersama emak susah maupun senang. 

Dan mimpiku saat SD hanyalah pengen punya sepeda seperti teman temanku yang lain, namun aku tau emak tidak akan bisa membelikanku sepeda. Tapi yang namanya orang tua itu memang malaikat yang dikirim Tuhan untuk kita. Saat ada anaknya meminta sesuatu, beliau selalu berusaha agar bisa menuruti permintaan anaknya. Dan emak memberikan syarat kepadaku agar bisa dibelikan sepeda, yaitu kalau aku masuk SMP favorite yang ada di sekitar rumah, aku akan dibelikan sepeda. Dan akupun berjuang keras belajar agar masuk SMP tersebut, setiap mau ujian aku selalu membaca buku dan belajar keras karena aku tau aku tidak sepintar teman temanku di sekolah. Alhamdulilah akhirnya aku masuk SMP Favorite itu di peringkat 36 dari 240 yang diterima dan dari 600an lebih pendaftar. Tak lama berselang emak membelikanku sepeda yang aku impi impikan sejak SD. Yah walaupun second dan nunggu sampai arisan emak keluar tapi aku senang sekali dibelikan sepeda itu. Walaupun second tapi aku bisa kemana mana tanpa jalan kaki lagi.

Masa SMP ini adalah masa kelam keluarga kecil kami, bahkan jaman SMP ini aku sering menggunakan seragam bekas kakakku dulu. Sudah dipastikan itu sangat lusuh dan buluk sekali. Emak terlilit utang yang besar kepada rentenir sampai akhirnya harus menggadaikan rumah. Setiap hari rentenir datang silih berganti untuk menagih uangnya kembali kerumah, pengen rasanya aku memaki dan memukuli mereka saat aku tahu emak di bentak bentak oleh mereka para debt colecctor, tapi apa daya aku hanyalah anak kecil yang tak tahu apa apa. Semenjak itu aku baru menyadari betapa pentingnya manajemen keuangan. Karena emak terlilit utang dikarenakan manajemen uang yang kurang baik. Dalam hati dan buku buku catatanku, aku selalu tuliskan. AKU HARUS SUKSES, AKU TIDAK MAU ANAKKU KELAK SENGSARA SEPERTIKU. iya gak tau kenapa jaman SMP aku sudah menuliskan kata kata seperti itu berulang ulang sambil meneteskan air mata menghadapi masalah hidup keluarga. 

Bahkan dari kejadian ini, tepat kelas 3 SMP menjelang Ujian Nasional emak kabur bersama suaminya yang baru dari rumah dan meninggalkan kami. Iya sebelum emak dililit banyak banget hutang dan memutuskan kabur, emak menikah lagi dengan bapak tiri. Keputusan menikah lagi ini membuat dani kecil bertambah sedih karena menganggap emak telah menghianati cinta alm bapak. Tapi sekali lagi mas budi adalah pelipur lara buatku. Kakakku ini mengajakku bermain PS sambil bercerita, emak thu nikah lagi jangan dilarang dan ditangisin. Emak nikah thu bukan menghianati cinta alm bapak, tapi menikah lagi biar beliau ada temannya diskusi, ada teman saat emak sedih dan terlilit utang kayak gini. Mendengar nasehat mas budi aku jadi menerima keputusan emak menikah lagi. 

Setelah emak kabur otomatis aku dan mas budi harus meneruskan jualan emak di pasar. Yaitu berjualan ayam potong di pasar desa untuk menyambung hidup. Setiap hari aku dan Mas Budi menyiapkan dagangan. Bangun jam 3 pagi, menyembelih ayam, membersihkannya dan menjualnya. Melihat perjuangannya mas Budi waktu itu aku merasa beruntung mempunyai kakak seperti dia. Karena setelah kepergian bapak, Dia adalah sosok pengganti menurutku.

Dan memang sejak kita kecil, kita dibiasakan membantu emak mempersiapkan dagangan di pasar. Bangun jam 3 pagi lalu pergi ke kandang ayam untuk membantu mempersiapkan dagangan. Makanya jaman jaman SD - SMA ini sering kali aku dan kakakku mengantuk dikelas, bukan karena malas malasan namun karena pagi pagi harus kerja dan begitu terus setiap hari. Bahkan sepulang sekolah kami harus membereskan bulu bulu ayam yang sudah dibersihkan dan dipanaskan di sinar matahari untuk dijual lagi ke pengepul.

Aku juga punya kakak pertama yaitu Mas Bowo. Namun pada waktu itu mas bowo bisa dikatakan anak bandel yang suka ngerokok, dan minum alkohol. Pernah suatu ketika aku pukul dia karena saking keselnya melihat kelakuannya. Namun karena saat itu aku masih kecil aku tetap kalah dipukul balik Mas Bowo. Tapi itu adalah masa lalu yang kelam buat Mas Bowo. Sekarang mas Bowo sudah tidak seperti dulu.

Akhirnya setelah tau kalau aku dan mas Budi berjualan dipasar, emak memberanikan diri pulang dari pelariannya. emak kembali berjualan lagi di pasar walaupun masih dikejar kejar para penagih hutang. Emak tetap tegar dan sabar menghadapi semua cobaan itu. Walapun sudah mempunyai suami baru, emak tetap seperti emakku yang dulu yang tetap bekerja tanpa mengharapkan bantuan dari siapapun.

Jujur pada waktu itu walaupun sudah memiliki bapak tiri, tapi tetap tidak mengubah nasib keluarga. Bahkan beberapa hal malah membut kami makin terpuruk dalam kondisi ekonomi.  Tapi alhamdulilllah doa kami terkabulkan, pelan pelan dagangan emak lebih laris dan pelanggan semakin banyak. Hutang emak berangsur angsur bisa dilunasin. Rumah yang digadaikanpun bisa kembali lagi dan hidup semakin damai.

Akupun mulai menggapai mimpi mimpi yang kurajut yaitu pengen bisa masuk perguruan tinggi negeri favorite yang gratis, agar emak tak merasa terbebani. Namun harapan sempat pupus tatkala emak menyuruh lebih baik aku kerja dibandingkan harus kuliah. Emak bicara seperti ini karena emak memiliki tanggung jawab yang baru yaitu adik perempuanku Lina Ernawati. Iya setelah pernikahan dengan bapak tiriku, emak dikaruniai seorang anak perempuan yang di idam idamkannya. Dengan kejadian itu bertambahlah tanggung jawab emak. 

Tapi selalu ada pahlawan dibalik sebuah Doa. iya sekali lagi mas Budi kakak keduaku mendukung langkahku untuk bisa melanjutkan sekolah tinggi, kakak sekaligus pengganti alm bapak yang selalu mensupport langkah baikku. Ternyata tanpa sepengetahuanku mas budi selalu menabung uang setiap hari demi bisa mengkuliahkan aku. Padahal aku tahu mas budi dulu pengen banget kuliah, namun dia mengorbankan impiannya demi aku. Ya Allah ternyata masku ini baik bangeet, bangga aku sebagai adiknya. Aku sempat tak mau tapi mas budi meyakinkan aku. Gpp ini aku udah menabung buat kamu. Kuliahlah kamu sesuai yang kamu inginkan. Sontak aku menjadi lebih semangat.

Dan setwlah itu aku memulai mendaftarkan diri di kampus kedinasan seperti STAN dan STIS, selain itu juga aku ikut mendaftarkan diri di kampus yang menyediakan beasiswa sampai lulus. Namun aku gagal di terima. Tapi aku tak menyerah, aku mendaftarkan diri lagi lewat Jalur SNMPTN untuk masuk perguruan tinggi negeri. Waktu itu teman temanku dapat test di kampus UNAIR B, sedangkan aku sendiri UNAIR C, otomatis aku sendirian tanpa siapapun. Tetapi selalu saja ada malaikat malaikat yang membantuku. Aku bertemu dengan mahasiswa Unair yang bertepatan anak Bojonegoro dan aku mendapatkan tumpangan selama test berlangsung. Dan pada akhirnya aku diterima di Universitas Negeri Surabaya, Teknik Mesin 2010 lewat jalur SNMPTN . Siapa sangka anak orang miskin bisa masuk perguruan tinggi. itulah ekspresi tetanggaku yang tau cerita hidupku sejak kecil.

Bekerja apapun kulalui dijaman ini, mulai dari menjaga warnet, jadi guru les, berjualan jam tangan, jajanan anak, kurma, baju bahkan menjadi sales marketing yang berjualan di perempatan jalan pernah kulalui agar tidak menyusahkan emak dan mas budi, masih ingat dijaman ini saya ngekost di Aliyup net ketintang surabaya, kamar 3x4 meter dihuni 4 orang, sudah pasti berdesak desakan. namun dijaman inilah Menjadi Dani yang semakin banyak menuliskan mimpi mimpi gilanya. Dinding dinding kostan yang berjamur kutempeli dengan harapan harapan tinggi mengenai masa depan dan sebuah mimpi.

Aku bertemu dengan banyak orang hebat disini. Ada Jhota seorang guru muda dan anak S2 UNESA yang bisa pergi ke jepang selama 2 minggu. Dia menceritakan banyak hal di jepang kepadaku sehingga membuatku ingin pergi kesana. Aku bertemu juga dengan Jhelang dan Husain. Seorang anak pendidikan Fisika yang begitu beda karakternya namun sangat disiplin di kampus. Aku juga bertemu Mas Ahamd Budi Santoso seorang anak yang kakinya cacat tapi memiliki semangat yang luar biasa dan dia pernah diwawancara di acara kick andy. Masih ingat waktu itu kita nonton bersama melihat wawancara kocak antara kick andy dengan mas budi santoso.

Mimpiku saat kuliah adalah bisa lulus secepatnya agar tidak menyusahkan emak dan mas budi karena aku tau mas budi menunda pernikahannya karena pengen melihat aku wisuda dahulu dan juga pengen menjadi lulusan terbaik. Dan pada akhirnya alhamdulilah dengan kerja keras, disiplin dan pantang menyerah aku bisa melewati itu semua. Dan menjadi kebanggaan keluarga karena satu satunya keturunan Alm Soebroto yang bisa mendapatkan title sarjana. Tangis haru emak saat mengetahui anaknya mampu lulus dengan baik didalam perkuliahan. seneng rasanya bisa membahagiakan ibuk, mas budi dan keluarga yang lain.

Setelah saya dinyatakan lulus sidang skripsi, saya getol mencari pekerjaan via online, berbekal pengalaman jadi tukang jaga warnet yang setiap hari online. Saya tau website apa apa ajha yang menyajikan banyak pekerjaan untuk lulusan baru. Walaupun belom ada ijasah saya memberanikan lamar kesana kemari dan alhamdulilah dipanggil wawancara di beberapa perusahaan.

Saat itu saya melakukan nazzar pada diri sendiri yaitu apapun perusahaan yang menerima saya bakal saya terima. Lalu setelah melakukan test di beberapa perusahaan alhamdulilah saya diterima di 4 perusahaan sekaligus walaupun belom ada ijasah resmi. Kepercayaan diriku membuahkan hasil. Dan karena nazzar itulah saya akhirnya memilih perusahaan yang ada di bintan bahkan sebelum aku wisuda UNESA.

Saya belajar setiap hari disini. Saya harus adaptasi dengan lingkungan baru disini dan budaya baru disini. Tidak mudah tapi juga harus pantang menyerah. Setelah 2 bulan bekerja saya kembali ke surabaya untuk wisuda kampus. Pulang kampung dengan membelikan emak sebuah gelang emas adalah hal pertama aku lakukan. Emak begitu bahagia, akupun merasa bahagia melihat emak dengan bangga memakainya. Lalu besoknya pergi wisuda dan betapa bahagianya melihat emak dan mas budi menghadiri acara ini. Setelah acara ini saya langsung pamit keluarga untuk kembali merantau. Tangis haru emak mewarnai perpisahan ini.

Setelah hampir setahun kerja di perusahaan electronic ini akhirnya saya diikutkan program training ke jepang. Alhamdulillah akhirnya bisa kejepang dan belajar banyak hal disana. Dan sekarang saya keluar dari perusahaan di bintan lalu pindah di batam untuk masuk di perusahaan perkapalan. Alhamdulillah diterima dengan baik dan cerita baru dimulai disini. Insyaallah juga akan terbang ke swedia untuk belajar ilmu perkapalan. Saat inilah waktunya aku membalas budi kepada emak yang selama ini mengandung, membesarkanku dan membimbingku untuk menjadi anak yang berbhakti kepada orang tua, Balas budi kepada saudara saudara yang senantiasa membantuku disaat kesulitan khususnya mas budi yang selama ini menjadi pengganti alm bapak. 

Yah, Masih banyak mimpi yang harus aku rajut. masih banyak mimpi yang harus kuraih. Tanpa mimpi semua tidak akan seperti ini.  Dan tentunya selain bermimpi kita harus juga melangkah untuk mengejarnya dan pantang menyerah. Terimakasih hidup, kau mengajarkanku banyak hal. Dan buat alm bapak, Semoga kau bahagia disana.

Sekali lagi bukan ajang pamer, congkak atau sombong. Hanya ngasih support khususnya kita yang dilahirkan dalam keluarga miskin dan anak anak yatim. Jangan pernah putus asa menjalani hidup ini, bermimpilah, karena mimpi adalah kunci. Dan selalu berdoa, karena kita tidak tahu kapan doa doa kita dikabulkan Allah. Dan setelah bermimpi, harus beraksi menggapai mimpi itu jadi nyata. 


Buat adik adik SMA atau SMK jangan patah semangat masuk kuliah ya. Sekarang banyak kampus yang gratis, ada beasiswa bidik misi yang diperuntukan buat masyarakat kurang mampu dan masih banyak yang lain. Tetap belajar dan raihlah cita citamu ya.. Semangat


Semoga Thread ini Bermanfaat dan bisa menjadi penyemangat bagi yang lain, bahwa dilahirkan dikeluarga sederhana tidak boleh menyurutkan mimpi mimpi indah kita dan sebenarnya mimpiku bukan hanya ini, masih banyak : jadi entrepenuer, penulis buku, motivator dan punya sekolah gratis khusus untuk anak yatim di bojonegoro tempat kelahiranku. Amiin