Kamis, 16 Februari 2017

Cara Mengatur Biaya Pesta Pernikahan


Yooo,, Assalamualaikum Wr Wb ketemu lagi dengan saya mas Dany Tri Kusuma Alias Tri Kusuma Wardani Alias Sutan Makmur. Hehe oh iya, buat info kalian semua. kalau kalian menikah dengan cewek padang atau orang sumatera barat, maka anda akan mendapatkan gelar Sutan. dan nama gelar saya Sutan Makmur. so kalian kalau ketemu aku di Padang Bisa panggil aku dengan Sutan Makmur.

Secara Harfiah dan kenapa kenapanya saya pribadi kurang memahami. coba googling aja di tempat yang lain. Ahaaay.

Karena kali ini saya mau menulis tentang cara mengatur biaya biaya pesta pernikahanku yang menggunakan adat sumatera barat. namun mohon maaf kalau kurang detail, Kapan kapan aku perbaiki tulisanku sedetail mungkin.

For Your information, Foto paling atas menggunakan uang koin yang ditumpuk dan dikasih siluet gambarku dan istriku. itu salah satu mahar yang saya berikan pada istriku.

Langsung saja kita bahas cara yang pertama mengatur biaya pesta pernikahan adalah : 

1. Pastikan Kalian Punya Tabungan :
Yooi coy tabungan ini sangat membantu kita saat ada biaya biaya pernikahan. so sebelum mengatur apa apa saja yang dibutuhkan dalam pernikahan mendingan kita persiapkan diri dengan menabung atau berinvestasi biar gak terlalu kaget dengan biaya biaya yang woow.

Saya menyarankan kalau gak tabungan rencana di bank bank konvensional atau reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap gan. Deposito juga boleh juga

2. Beli Mahar Dan Cincin Tunangan Dulu
Mahar Nikah beli aja gan duluan. Biar keuangan aman saat pernikahan, kira kira ambil aja budget mahar 3juta dan cincin 3juta rupiah. so menabung 6 juta rupiah untuk keperluan mahar dan cincin. 

Kalau pengalamanku sih, aku beli cincin dulu, aku lupa harganya pokoknya sekitaran 3juta buat persyaratan tunangan gitulah pokoknya. nah jarak tunanganku dan nikahku itu lumayan gan, yaitu 6 bulan, so ada jeda waktu nabung lagi buat persiapan nikah

3. Atur Biaya Bersama Pasangan
Alhamdulillah juga aku dapat istri yang pinter ngatur biaya pernikahan walaupun memang sedikit membengkak namun masih maklum sih.

Cari WO kalau gak mau repot kayak aku, karena posisiku dan istri waktu itu di Batam, Pesta pernikahan kita di Bukittinggi Sumbar. so memang lebih mudah memakai jasa WO biar gak repot nantinya. 

Kalau boleh jujur sih habisnya sekitaran 80jutaan buat pesta nikah di Bukittinggi maren kalau gak salah sih, karena memang tetek bengeknya banyak juga. Dan hasilnya bagus banget soalnya. Saya nikah pada tanggal 4 Februari 2017 di Masjid Raudhatul Jannah Gulai Bancah Bukittinggi dan pesta nikahnya tanggal 5 Februari di Hotel Dymens Bukittinggi.

Keren lah pokoknya coy, namun sayang video dan foto belum selesai dari tukang fotonya, ntar kalau sudah selesai bakal aku upload di FB n IG Fotonya. Videonya di Youtubeku. oke gaan

Ni yang bawah adalah salah satu jepretan saat pesta nikah di Bukittinggi. 

4. Prewedding Sama Temen Sendiri Aja
Kalau aku sih Prewedding gak terlalu penting karena ya cuma foto foto berdua pun aku sama istriku sering foto.hahaha Lagian akupun ngedit sendiri biasanya walaupun hasilnya standar juga sih.hehe

Ini ada 2 Video Prewed dari diriku dan istriku. Tonton aja buat referensimu kalau nikah nanti, atau mau aku buatin video juga boleh kalau mau. hahaha


5. Nyicil Beli Rumah Buat Rumah Tangga
Iya, kalau kalian mau nikah dan punya planning mau nikah saya menyarankan juga nabung rumah, ini yang paling penting soalnya. menurut saya pribadi pun lebih penting beli rumah daripada nabung pesta nikah. Namun kalau bisa dua duanya kenapa tidak kan.

Saya barusan buatin Podcast Ngalor Ngidul bahas Tips Nikah ini.. wookeeeh

Yasudah mungkin sekian dulu dari saya, kalau ada salah salah kata. mohon dimaafkan yaa. dan sampai ketemu lagi dengan saya di artikel yang berikutnya

Jumat, 10 Februari 2017

ROMANSA CINTA JAMAN BAHELA (Novel HAL 1)


Murtini, Sebuah nama sederhana yang sekaligus nama ibu kandungku yang begitu keras dalam bekerja. Beliau dilahirkan dalam keluarga yang sangat sederhana. Emak biasa aku menyebutnya, sering bercerita kepadaku kalau sejak kecil beliau ikut simbahnya emak karena saking miskinnya ibu dan bapaknya emak. Orangtua emak bekerja sebagai buruh serabutan yang upahnya hanya cukup untuk membeli beras satu kantong plastik kecil.

Sambil mencari kutu dikepalaku emak menceritakan masa kecilnya dengan penuh ingatan emosional. “Emak dulu waktu kecil ikut embah, embah orangnya baik selalu ngajak aku kesawah dan makan nasi. Kalau ikut emak, paling banter bisa makan singkong aja sudah syukur” tuturnya sambil terus mencari kutu dikepalaku yang membuat gatal kepala ini.

Semasa kecil, emak juga seperti anak anak kecil lainnya yang periang dan suka bermain pasar – pasaran, yaitu permainan jual beli dengan menggunakan dedaunan sebagai pengganti uang. Emak sempat mengenyam pendidikan namun hanya sampai kelas 2 Sekolah Dasar karena orang tua emak tidak mampu membayar biaya sekolah. Mungkin karena itulah emakku sekarang jadi penjual ayam di pasar.

Perjalanan emak dari gubuknya ke sekolah sangatlah jauh dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Melewati jalanan terjal yang masih berhias bebatuan dan persawahan yang masih banyak diisi oleh binatang binatang buas seperti ular, babi hutan dan lain lain.

Karena Orang Tua dan mbah Emak gak mampu bayar keperluan sekolah, beliau putus sekolah dan akhirnya memutuskan untuk bekerja pada usia yang sangat sangat kecil. anak kelas 2 SD sekitar usia 10 Tahun sudah kerja. Iya emak kerja jadi pembantu rumah tangga buat tetangga tetangga emak di kampung. Entah bersihin rumah, nyuci baju atau ngemong bayi (pengasuh bayi).

“Kamu dan Mas Masmu itu masih beruntung bisa sekolah, Mas bowo sekarang sudah kelas 3 SMP, Mas Budi kelas 4 SD, Besok kamu mau Masuk TK. Yang pinter yaa kalau sekolah,  jangan kayak emak dan bapakmu”. Cetusnya dengan tangan yang masih mencari kutu dan mulut yang tak berhenti membunuh kutu yang didapatkannya.

Emak adalah pencari kutu yang ulung, beliau suka sekali sehabis pulang dari pasar duduk disampingku dan mengecek kondisi rambutku masih ada kutu atau tidak. Teknik mencari kutu hanya menggunakan jari jemarinya dan emak mempunyai teknik membunuh kutu yang antimainstream yaitu dengan mengigit kutu. “Cetuk cetuk” bunyinya kalau didengar secara seksama, dan emak langsung membuang kutu dari giginya itu setelah kutunya mati. Memang sedikit jorok sih, namun emak menyukai bunyi “cetuk cetuk” kalau ada kutu yang mati dengan gigitannya itu.

“Mak, emak enggak jijik tah makan kutu itu?” Tanyaku polos.

“Hahaha, ini gak aku makan Dan, ini Cuma aku gigit kutunya biar mati, seneng aku dengerin bunyi cetuk cetuk kalau kutunya aku gigit,  Mbahmu dulu juga begini kalau matiin kutu kok Dan, ini gak aku makan, cuma aku gigit dan membuatnya mati biar kepalamu gak gatal gatal lagi”. Penjelasan emak yang panjang kali lebar.

Hampir setiap hari saat aku mau masuk TK sampai aku sudah masuk Sekolah Dasar favorite di Desaku, rutinitas mencari kutu ini selalu emak lakukan kepadaku, selain untuk membasmi kutu di kepalaku ini, hal ini juga membuat aku dan Emak Murtini semakin dekat.

Emak adalah orang yang pasrah dan bisa aku katakan sebagai wanita yang selalu menerima semua cobaan dengan tabah. Emak dinikahkan oleh orang tuanya atau mbahku disaat umurnya sangatlah muda sekitar umur 13 tahun. Si Mbah berharap ada sosok lelaki yang siap bertanggung jawab kepada emak dan membuat hidup emak menjadi lebih baik daripada yang dulu emak alami.

Akhirnya emak diperkenalkan dengan bapakku oleh majikannya, sebut saja Soebroto seorang remaja ceking yang kala itu masih 15 Tahun yang siap menikahi emak Murtini yang juga sangatlah muda untuk menjalin sebuah bidak rumah tangga. Mbah Ru yang adalah majikannya

Tak perlu menunggu waktu lama akhirnya emak dan bapak dinikahkan di usia yang sangat sangat muda.

Begitulah orang jaman dahulu apalagi dikampung, anak yang seharusnya belajar dan bermain malah bekerja dan dinikahkan semuda itu.

By : Dany Tri Kusuma