Bismilahirohmanirrohim.
Malam ini aku pengen berbagi cerita tentang cerita hidupku, bukan berarti
sombong atau apa. Cuma pengen berbagi semangat menggapai mimpi
khususnya bagi kita anak yatim dan orang yang dilahirkan dalam keluarga
sederhana. Oke kita mulai,
semoga bermanfaat dan syukur kalau menginspirasi.
Aku dilahirkan saat keluarga bangkrut,
bahkan untuk sekedar memfoto aku saat bayipun orang tuaku gak sanggup. begitu
cerita mereka kepadaku kala aku dilahirkan. Aku dilahirkan di Bojonegoro pada
tanggal 4 September 1992 di lingkungan sederhana, sederhana banget malah. Emak
adalah pedagang dipasar sedangkan bapakkku sakit sakitan sejak aku kecil.
Beliau terkena penyakit paru paru basah. Sebelum diriku lahir, emak dan bapak
bisa dikatakan keluarga mampu, namun karena bapak sering sakit sakitan,
keuangan keluargapun terganggu, toko bangkrut dan mulai hidup dari 0 lagi.
Masa kecilku tak seperti kedua kakak kakakku.
Makanya emak sangat suka mengelus elus kepalaku sambil sedikit menitihkan air
mata dan berkata padaku "kamu itu paling kasihan diantara kedua kakakmu
mas budi dan mas bowo, semoga saat kamu dewasa nanti kamu bisa bahagia.
Masa TK adalah masa dimana aku mengenal sahabat, (Aryo, Azis, Solikin, Dan Kolipah)
Kami selalu berangkat dan pulang menuju TK bersama, dan bermain sepakbola
bersama. Saat ini jugalah aku merasakan kehangatan memiliki seorang bapak. Iya
bapak selalu memandikanku setiap pagi, menggendongku laksana aku seorang
pilooot dan mengantarkanku ke sekolah menggunakan sepeda ontel tua yang dicat
merah oleh beliau. Mengayuh sepeda menuruni jalanan terjal dan bercerita kalau
esok aku akan jadi seorang yang berguna bagi bangsa dan negara. Nama asliku Tri Kusuma Wardani. Alm Bapakku lah yang menamakan itu kepadaku. Dengan harapan
anak nya ini menjadi seorang menteri seperti pak Tri Sutrisno bahkan menjadi
wakil presiden seperti pak Umar Wirahadikusuma. Bahkan walaupun aku dilahirkan
dikeluarga miskin Alm Bapak dengan percaya dirinya bermimpi seperti itu. inilah awal aku
bermimpi
Bapak hanya lulusan Sekolah Dasar, namun beliau
selalu bermimpi agar salah satu dari ketiga anaknya akan sukses nantinya. Semua
dinding dirumah dipajang foto foto bung karno maupun orang orang hebat
dijamannya, berharap anaknya jadi salah satu diantara mereka. Selain itu juga,
Alm Bapak juga sangat mengagumi sosok TNI sampai sampai semua baju dirumah
isinya baju Tentara. Bapak selalu bercerita kepadaku nanti kalau besar harus
jadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa ya. Kamu harus rajin sekolahnya
jangan kayak bapak.
Saat SD
adalah masa dimana aku harus merelakan seorang bapak yang begitu menyayangiku.
Melihat langsung keadaan bapak saat terbaring lemah menunggu panggilan Allah
adalah pemandangan paling mengerikan bagi anak kecil seusiaku. Nangis, ya itu
saja yang aku bisa lakukan saat itu dan menangis lebih kencang tatkala melihat
bapak terbujur kaku dimandikan oleh para tetengga yang ramai datang menghampiri
rumahku untuk berbela sungkawa. Masih ingat pada waktu itu setelah menangis
keras akhirnya aku ditenangkan nenekku dan tertidur di pangkuannya. Setelah
terbangun dari tidurku aku melihat sudah tidak ada aktivitas lagi dirumah.
Jenasah bapak sudah dimakamkan dan aku hanya bisa menangisi kepergian bapak
yang aku sayangi. Dan mulai saat itu setiap bulan aku rajin mendatangi rumah
bapak yang baru untuk sekedar mengirimkan bacaan sholawat. Lalu cerita hidup
menjadi anak Yatim dimulai, menjadi anak Yatim adalah hal yang tidak diinginkan
semua anak, kehilangan sosok pahlawan dalam hidupnya, kehilangan kasih sayang
dari seorang bapak dan kehilangan tokoh panutan. Namun hidup harus berjalan
.
.
Setelah kepergian bapakku juga, aku sering
ditawari para tetanggaku yang baik hatinya untuk dijadikan anak angkatnya
karena kasihan melihat emak harus membiayai ketiga anaknya. Dengan halus aku
menolak mereka karena aku tidak ingin jauh dari keluarga khususnya emak. Karena
aku tetap ingin membantu emakku berjualan dipasar. Emak adalah sosok pekerja
keras dan pantang menyerah, Dan inilah yang membuat aku harus tetap bersama
emak susah maupun senang.
Dan mimpiku saat SD hanyalah pengen punya sepeda
seperti teman temanku yang lain, namun aku tau emak tidak akan bisa
membelikanku sepeda. Tapi yang namanya orang tua itu memang malaikat yang dikirim
Tuhan untuk kita. Saat ada anaknya meminta sesuatu, beliau selalu berusaha agar
bisa menuruti permintaan anaknya. Dan emak memberikan syarat kepadaku agar bisa
dibelikan sepeda, yaitu kalau aku masuk SMP favorite yang ada di sekitar rumah,
aku akan dibelikan sepeda. Dan akupun berjuang keras belajar agar masuk SMP
tersebut, setiap mau ujian aku selalu membaca buku dan belajar keras karena aku
tau aku tidak sepintar teman temanku di sekolah. Alhamdulilah akhirnya aku
masuk SMP Favorite itu di peringkat 36 dari 240 yang diterima dan dari 600an
lebih pendaftar. Tak lama berselang emak membelikanku sepeda yang aku impi
impikan sejak SD. Yah walaupun second dan nunggu sampai arisan emak keluar tapi
aku senang sekali dibelikan sepeda itu. Walaupun second tapi aku bisa kemana
mana tanpa jalan kaki lagi.
Masa SMP
ini adalah masa kelam keluarga kecil kami, bahkan jaman SMP ini aku sering
menggunakan seragam bekas kakakku dulu. Sudah dipastikan itu sangat lusuh dan
buluk sekali. Emak terlilit utang yang besar kepada rentenir sampai akhirnya
harus menggadaikan rumah. Setiap hari rentenir datang silih berganti untuk
menagih uangnya kembali kerumah, pengen rasanya aku memaki dan memukuli mereka
saat aku tahu emak di bentak bentak oleh mereka para debt colecctor, tapi apa
daya aku hanyalah anak kecil yang tak tahu apa apa. Semenjak itu aku baru
menyadari betapa pentingnya manajemen keuangan. Karena emak terlilit utang
dikarenakan manajemen uang yang kurang baik. Dalam hati dan buku buku catatanku, aku selalu
tuliskan. AKU HARUS SUKSES, AKU TIDAK MAU ANAKKU KELAK SENGSARA SEPERTIKU. iya
gak tau kenapa jaman SMP aku sudah menuliskan kata kata seperti itu berulang
ulang sambil meneteskan air mata menghadapi masalah hidup keluarga.
Bahkan dari kejadian ini, tepat kelas 3 SMP
menjelang Ujian Nasional emak kabur bersama suaminya yang baru dari rumah dan
meninggalkan kami. Iya sebelum emak dililit banyak banget hutang dan memutuskan
kabur, emak menikah lagi dengan bapak tiri. Keputusan menikah lagi ini membuat
dani kecil bertambah sedih karena menganggap emak telah menghianati cinta alm
bapak. Tapi sekali lagi mas budi adalah pelipur lara buatku. Kakakku ini
mengajakku bermain PS sambil bercerita, emak thu nikah lagi jangan dilarang dan
ditangisin. Emak nikah thu bukan menghianati cinta alm bapak, tapi menikah lagi
biar beliau ada temannya diskusi, ada teman saat emak sedih dan terlilit utang
kayak gini. Mendengar nasehat mas budi aku jadi menerima keputusan emak menikah
lagi.
Setelah emak kabur otomatis aku dan mas budi harus
meneruskan jualan emak di pasar. Yaitu berjualan ayam potong di pasar desa
untuk menyambung hidup. Setiap hari aku dan Mas Budi menyiapkan dagangan.
Bangun jam 3 pagi, menyembelih ayam, membersihkannya dan menjualnya. Melihat
perjuangannya mas Budi waktu itu aku merasa beruntung mempunyai kakak seperti
dia. Karena setelah kepergian bapak, Dia adalah sosok pengganti menurutku.
Dan memang sejak kita kecil, kita dibiasakan
membantu emak mempersiapkan dagangan di pasar. Bangun jam 3 pagi lalu pergi ke
kandang ayam untuk membantu mempersiapkan dagangan. Makanya jaman jaman SD -
SMA ini sering kali aku dan kakakku mengantuk dikelas, bukan karena malas
malasan namun karena pagi pagi harus kerja dan begitu terus setiap hari. Bahkan
sepulang sekolah kami harus membereskan bulu bulu ayam yang sudah dibersihkan
dan dipanaskan di sinar matahari untuk dijual lagi ke pengepul.
Aku juga punya kakak pertama yaitu Mas Bowo. Namun
pada waktu itu mas bowo bisa dikatakan anak bandel yang suka ngerokok, dan
minum alkohol. Pernah suatu ketika aku pukul dia karena saking keselnya melihat
kelakuannya. Namun karena saat itu aku masih kecil aku tetap kalah dipukul
balik Mas Bowo. Tapi itu adalah masa lalu yang kelam buat Mas Bowo. Sekarang
mas Bowo sudah tidak seperti dulu.
Akhirnya
setelah tau kalau aku dan mas Budi berjualan dipasar, emak memberanikan diri
pulang dari pelariannya. emak kembali berjualan lagi di pasar walaupun masih
dikejar kejar para penagih hutang. Emak tetap tegar dan sabar menghadapi semua
cobaan itu. Walapun sudah mempunyai suami baru, emak tetap seperti emakku yang
dulu yang tetap bekerja tanpa mengharapkan bantuan dari siapapun.
Jujur pada waktu itu walaupun sudah memiliki bapak
tiri, tapi tetap tidak mengubah nasib keluarga. Bahkan beberapa hal malah membut
kami makin terpuruk dalam kondisi ekonomi. Tapi alhamdulilllah doa kami terkabulkan, pelan
pelan dagangan emak lebih laris dan pelanggan semakin banyak. Hutang emak
berangsur angsur bisa dilunasin. Rumah yang digadaikanpun bisa kembali lagi dan
hidup semakin damai.
Akupun mulai menggapai mimpi mimpi yang kurajut
yaitu pengen bisa masuk perguruan tinggi negeri favorite yang gratis, agar emak
tak merasa terbebani. Namun harapan sempat pupus tatkala emak menyuruh lebih
baik aku kerja dibandingkan harus kuliah. Emak bicara seperti ini karena emak
memiliki tanggung jawab yang baru yaitu adik perempuanku Lina Ernawati. Iya
setelah pernikahan dengan bapak tiriku, emak dikaruniai seorang anak perempuan
yang di idam idamkannya. Dengan kejadian itu bertambahlah tanggung jawab emak.
Tapi selalu ada pahlawan dibalik sebuah Doa. iya
sekali lagi mas Budi kakak keduaku mendukung langkahku untuk bisa melanjutkan
sekolah tinggi, kakak sekaligus pengganti alm bapak yang selalu mensupport
langkah baikku. Ternyata tanpa sepengetahuanku mas budi selalu menabung uang
setiap hari demi bisa mengkuliahkan aku. Padahal aku tahu mas budi dulu pengen
banget kuliah, namun dia mengorbankan impiannya demi aku. Ya Allah ternyata
masku ini baik bangeet, bangga aku sebagai adiknya. Aku sempat tak mau tapi mas
budi meyakinkan aku. Gpp ini aku udah menabung buat kamu. Kuliahlah kamu sesuai
yang kamu inginkan. Sontak aku menjadi lebih semangat.
Dan setwlah itu aku memulai mendaftarkan diri di
kampus kedinasan seperti STAN dan STIS, selain itu juga aku ikut mendaftarkan
diri di kampus yang menyediakan beasiswa sampai lulus. Namun aku gagal di
terima. Tapi aku tak menyerah, aku mendaftarkan diri lagi lewat Jalur SNMPTN
untuk masuk perguruan tinggi negeri. Waktu itu teman temanku dapat test di
kampus UNAIR B, sedangkan aku sendiri UNAIR C, otomatis aku sendirian tanpa
siapapun. Tetapi selalu saja ada malaikat malaikat yang membantuku. Aku bertemu
dengan mahasiswa Unair yang bertepatan anak Bojonegoro dan aku mendapatkan
tumpangan selama test berlangsung. Dan pada akhirnya aku diterima di
Universitas Negeri Surabaya, Teknik Mesin 2010 lewat jalur SNMPTN . Siapa
sangka anak orang miskin bisa masuk perguruan tinggi. itulah ekspresi
tetanggaku yang tau cerita hidupku sejak kecil.
Bekerja
apapun kulalui dijaman ini, mulai dari menjaga warnet, jadi guru les, berjualan
jam tangan, jajanan anak, kurma, baju bahkan menjadi sales marketing yang
berjualan di perempatan jalan pernah kulalui agar tidak menyusahkan emak dan
mas budi, masih ingat dijaman ini saya ngekost di Aliyup net ketintang
surabaya, kamar 3x4 meter dihuni 4 orang, sudah pasti berdesak desakan. namun
dijaman inilah Menjadi Dani yang semakin banyak menuliskan mimpi mimpi gilanya.
Dinding dinding kostan yang berjamur kutempeli dengan harapan harapan tinggi
mengenai masa depan dan sebuah mimpi.
Aku bertemu dengan banyak orang hebat disini. Ada
Jhota seorang guru muda dan anak S2 UNESA yang bisa pergi ke jepang selama 2
minggu. Dia menceritakan banyak hal di jepang kepadaku sehingga membuatku ingin
pergi kesana. Aku bertemu juga dengan Jhelang dan Husain.
Seorang anak pendidikan Fisika yang begitu beda karakternya namun sangat
disiplin di kampus. Aku juga bertemu Mas Ahamd Budi Santoso seorang anak yang
kakinya cacat tapi memiliki semangat yang luar biasa dan dia pernah diwawancara
di acara kick andy. Masih ingat waktu itu kita nonton bersama melihat wawancara
kocak antara kick andy dengan mas budi santoso.
Mimpiku saat kuliah adalah bisa lulus secepatnya
agar tidak menyusahkan emak dan mas budi karena aku tau mas budi menunda
pernikahannya karena pengen melihat aku wisuda dahulu dan juga pengen menjadi
lulusan terbaik. Dan pada akhirnya alhamdulilah dengan kerja keras, disiplin
dan pantang menyerah aku bisa melewati itu semua. Dan menjadi kebanggaan
keluarga karena satu satunya keturunan Alm Soebroto yang bisa mendapatkan title
sarjana. Tangis haru emak saat mengetahui anaknya mampu lulus dengan baik
didalam perkuliahan. seneng rasanya bisa membahagiakan ibuk, mas budi dan
keluarga yang lain.
Setelah
saya dinyatakan lulus sidang skripsi, saya getol mencari pekerjaan via online,
berbekal pengalaman jadi tukang jaga warnet yang setiap hari online. Saya tau
website apa apa ajha yang menyajikan banyak pekerjaan untuk lulusan baru.
Walaupun belom ada ijasah saya memberanikan lamar kesana kemari dan
alhamdulilah dipanggil wawancara di beberapa perusahaan.
Saat itu saya melakukan nazzar pada diri sendiri
yaitu apapun perusahaan yang menerima saya bakal saya terima. Lalu setelah
melakukan test di beberapa perusahaan alhamdulilah saya diterima di 4
perusahaan sekaligus walaupun belom ada ijasah resmi. Kepercayaan diriku
membuahkan hasil. Dan karena nazzar itulah saya akhirnya memilih perusahaan
yang ada di bintan bahkan sebelum aku wisuda UNESA.
Saya belajar setiap hari disini. Saya harus
adaptasi dengan lingkungan baru disini dan budaya baru disini. Tidak mudah tapi
juga harus pantang menyerah. Setelah 2 bulan bekerja saya kembali ke surabaya
untuk wisuda kampus. Pulang kampung dengan membelikan emak sebuah gelang emas
adalah hal pertama aku lakukan. Emak begitu bahagia, akupun merasa bahagia
melihat emak dengan bangga memakainya. Lalu besoknya pergi wisuda dan betapa
bahagianya melihat emak dan mas budi menghadiri acara ini. Setelah acara ini
saya langsung pamit keluarga untuk kembali merantau. Tangis haru emak mewarnai
perpisahan ini.
Setelah hampir setahun kerja di perusahaan
electronic ini akhirnya saya diikutkan program training ke jepang.
Alhamdulillah akhirnya bisa kejepang dan belajar banyak hal disana. Dan sekarang saya keluar dari perusahaan di bintan
lalu pindah di batam untuk masuk di perusahaan perkapalan. Alhamdulillah
diterima dengan baik dan cerita baru dimulai disini. Insyaallah juga akan
terbang ke swedia untuk belajar ilmu perkapalan. Saat inilah waktunya aku membalas budi kepada emak
yang selama ini mengandung, membesarkanku dan membimbingku untuk menjadi anak
yang berbhakti kepada orang tua, Balas budi kepada saudara saudara yang
senantiasa membantuku disaat kesulitan khususnya mas budi yang selama ini
menjadi pengganti alm bapak.
Yah, Masih banyak mimpi yang harus aku rajut.
masih banyak mimpi yang harus kuraih. Tanpa mimpi semua tidak akan seperti ini. Dan tentunya selain bermimpi kita harus juga
melangkah untuk mengejarnya dan pantang menyerah. Terimakasih hidup, kau
mengajarkanku banyak hal. Dan buat alm bapak, Semoga kau bahagia disana.
Sekali
lagi bukan ajang pamer, congkak atau sombong. Hanya ngasih support khususnya
kita yang dilahirkan dalam keluarga miskin dan anak anak yatim. Jangan pernah
putus asa menjalani hidup ini, bermimpilah, karena mimpi adalah kunci. Dan
selalu berdoa, karena kita tidak tahu kapan doa doa kita dikabulkan Allah. Dan
setelah bermimpi, harus beraksi menggapai mimpi itu jadi nyata.
Buat adik adik SMA atau SMK jangan patah semangat
masuk kuliah ya. Sekarang banyak kampus yang gratis, ada beasiswa bidik misi
yang diperuntukan buat masyarakat kurang mampu dan masih banyak yang lain.
Tetap belajar dan raihlah cita citamu ya.. Semangat
Semoga Thread ini Bermanfaat dan bisa menjadi
penyemangat bagi yang lain, bahwa dilahirkan dikeluarga sederhana tidak boleh
menyurutkan mimpi mimpi indah kita dan sebenarnya mimpiku bukan hanya ini,
masih banyak : jadi entrepenuer, penulis buku, motivator dan punya sekolah
gratis khusus untuk anak yatim di bojonegoro tempat kelahiranku. Amiin
Kita Harus Terus Bermimpi
4/
5
Oleh
Dany Tri Kusuma
2 komentar
Tulis komentarsukses mas...
ReplyAmiin. Makasih Ya
Reply