Akhirnya jeni pun tersadar dari kesurupan, perasaanku lega banget melihat dia sadar. Lalu Mbah Jarot menasehati ku. "Ada sesuatu yang kamu langgar disini nak, makanya penunggu disini marah". Emang apa pak kesalahan kami, tanyaku sambil menggigil kedinginan oleh angin malam yang seakan menambah mistis.
"Gini, kami sudah menulis jangan masuk kamar apalagi menaruh barang apapun kedalam kamar pojok itu". Tepat menunjuk arah kamar yang dikatakan anak indigo kemarin sebelum pulang. "Ooh enggeh (iya) Mbah makasih infonya. Matur suwun nggeh Mbah ucapku.
Sesegera aku tanya Andrew, siapa yang tadi masuk kamar pojok itu bro? Kayaknya sih tadi siang Beni naruh Helm helm ke sana biar gak ada maling, helmmu juga kayaknya. Waduuh gawat pikirku. "Oke bro makasih ya" ayo kita tidur
Kamar kami memang bersebelahan pas dengan kamar pojok itu, sebelum tidur sekitar pukul 02:50 aku merasa hawa panas banget, sontak aku buka baju, setelah itu suara pintu kamar pojok itu serasa berbunyi. Seperti ada seseorang masuk dalam kamar. Wah teringat kata kata Mbah Jarot akupun terperenjak bangun dan melihat siapa yg berani masuk kamar itu malam malam.
Aku coba membangunkan Andrew namun dia tetap tidur pulas, begitu juga dengan Beni yang sedari tadi ngorok. Mencoba mengumpulkan keberanian aku ambil baju dan buka pintu kamar menuju kamar pojok itu.
Pelan pelan aku menuju kesana, aku lihat pintu kamar pojok memang setengah terbuka namun gelap karena tidak ada lampu. Langkah demi langkah aku mencium bau bunga melati lagi. Sampai juga aku didepan pintu kamar itu, aku lihat seperti Jeni anak yg kesurupan tadi sambil bawa boneka Teddy Bear.
"Jeni.. Hoy Jeny kesini" aku bicara padanya namun dia tetap diam. Wajahnya tak melihat ke arahku. Dia tetap bermain bersama bonekanya sambil membuka pintu lemari dalam kamar itu. Jeny ayoo keluar disitu bahaya bilangku. Namun sekali lagi dia diam.
Tanpa pikir panjang aku masuk dalam kamar, suara decitan engsel kamar menambah gemetar jiwaku. Setelah aku masuk, bau melati begitu kuat. Radio diatas lemari tiba tiba berbunyi musik gamelan Jawa, "Jeny ayoo keluar. Ayoo kataku sambil menarik dia keluar. Dia tetap menampakkan muka kosongnya kepadaku".
Sesaat sebelum keluar tiba tiba pintu tertutup keras. "Braaaaaak" aku kaget sekagetnya. Tangan Jeny yang aku pegang berubah jadi kasar. Dan benar saja, saat aku melihatnya ternyata itu bukan Jeny itu adalah sesosok hantu yang nyamar jadi dia dengan wajah yang sangat buruk mencoba menarik ku kedalam lemari.
"Aaaaaaaaaaaaaarrgghh teriakku sekencang kencangnya".
Horor Story Eps 3 (Kamar Pojok)
4/
5
Oleh
Dany Tri Kusuma